Dari judulnya aja udah kelihatan bahwa
postinganku kali ini akan membahas tentang apa. Yap, tentang cewek tomboy.
Diriku banget! Dan aku berterima kasih sekali kepada majalah GADIS yang sudah
mengulas tentang ini. Jadi, aku ulas kembali di sini yah, juga supaya aku tetap
ingat dengan karakterku. ):
I saw a spider, I didn’t scream
Cause I can belch the alphabeth, just
double-dog-dare-me
And I choice guitar over ballet
And I’ll take these suckers down
Cause they just get in my way
- n One
of the Boys, Katy Perry
Cewek tomboy pasti suka lagu milik Katy
Perry ini. Soalnya liriknya tepat banget menggambarkan karakter dirinya. Jadi
cewek tomboy itu memang asyik. Nggak perlu ribet sama penampilan, bisa main
basket sepuasnya, tanpa takut menghitam, dan bisa kenalan sama dunia cowok yang
seru banget.
Masalahnya, nggak semua orang bisa
menerima karakter kita yang “kelaki-lakian” ini. Nggak usah jauh-jauh, mama
pasti pernah menyindir penampilan dan tingkah laku kita yang seperti cowok itu?
Hmm, memangnya ada yang salah ya, dengan karakter kita ini?
TOMBOY ITU…
Sebenarnya gimana sih karakter tomboy
itu? Menurut Roslina Verauli, psikolog dari Universitas Indonesia, Jakarta,
secara biologis, setiap orang memiliki dua sisi, yaitu feminine dan maskulin.
“Kalau pada cowok sisi maskulinnya lebih menonjol sementar pada cewek, sisi
femininnya yang lebih menonjol. Namun di beberapa kasus, ada juga cewek yang
sisi maskulinnya cukup menonjol-seperti pada cewek tomboy, begitu pula
sebaliknya.” Jelasnya.
Dilihat dari sisi sosialnya, karakter
tomboy itu bisa terbentuk karena pengaruh lingkungan sekitar. Misalnya, dalam
keluarga, kita dikelilingi oleh kakak dan adik cowok. *Itu aku banget*. Kita bisa dengan mudahnya
mengenal dunia cowok dan “belajar” dari orang terdekat ini. Mulai dari yang
sederhana seperti cara berjalan, sampai pola piker dan cara kita bersikap.
Karena terbiasa, kita pun merasa nyaman dengan karakter maskulin ini.
ENAKNYA JADI SI TOMBOY
“Aku bisa punya banyak teman cewek plus
cowok. Enaknya lagi, nggak ada cowok yang berani kurang aja sama aku. Soalnya,
kalau mereka macam-macam, aku nggak takut untuk melawan.” Beber Gita Sucia,
Alumni GADIS Sampul 2009 yang mengaku dulunya tomboy ini. Masih banyak lagi
kelebihan lain dari cewek tomboy, yaitu:
ð
Umumnya, cewek yang tomboy lebih
mandiri. Nggak ada masalah tuh, ketika harus pergi ke mana-mana sendirian.
ð
Berjiwa kompetisi. Menurut Andrew
Smiler, psikolog dari SUNY Oswego, pada cewe tomboy, sifat yang satu ini
biasanya berwujud dalam bentuk hobi olahraga atau bermain games.
ð
Cuek dalam penampilan. Sementara
cewek lain sibuk berdandan supaya kelihatan cantik, cewek tomboy justru nyaman
tampil sederhana dengan T-Shirt dan jeans belelnya. Baginya, kenyamanan adalah
yang terpenting.
ð
Lebih protektif. Eits, siapa bilang
cewek tomboy nggak peduli sama sekitar? Di balik sikap cueknya, cewek tipe ini
justru punya jiwa melindungi yang tinggi, lho. Meski kelihatannya nggak akur,
si tomboy ini justru care banget sama mama.
ð
Percaya diri. Memiliki kombinasi
sisi maskulin dan feminine dalam satu tubuh, bikin cewek tipe ini bisa membawa
diri ke lingkungan mana pun, bahkan di ranah cowok. Makanya, nggak heran kalau
kita punya lebih banyak teman, baik cewek maupun cowok.
TOMBOY IS OKAY, ASAL…
Well, jadi cewek tomboy memang banyak
untungnya! Tapi, seperti yang tadi sempat disinggung, kita tetaplah seorang
perempuan, yang dasarnya berbeda dengan cowok. Oleh karena itu, ada beberapa
hal nih, yang nggak boleh kita lupakan, sebagai seorang cewek tomboy:
ð
Walaupun mengusung gaya simpel dan anti
ribet, tetaplah berpenampilan seperti perempuan. Sekarang ini banyak banget
lho, model baju cewek yang feminine tapi nggak bikin kita kelihatan terlalu
girly. “Intinya, jangan sampai kita memakai baju-baju cowok.” Tegas Roslina. *Ups! Sepertinya aku sudah melanggar yang
ini. Lihat aja lemari bajuku, 75% adalah baju dan celana cowok*
ð
Tambah terus jumlah sobat cewek kita. Lewat masukan dan pengaruh dari mereka, kita
bisa masuk dan mengenal dunia cewek yang nggak kalah asyiknya dari dunia cowok.
Jadi hidup kita lebih seimbang.
ð
Wajib hukumnya tetap memegang etika
alias sopan santun. Hindari mengadopsi attitude cowok yang “nggak banget”,
seperti buang ludah sembarangan *yeeekkk*, menaikkan kaki, menoyor kepala,
apalagi sampai menjelekkan dan meremehkan kaum sendiri, ya.
MASIH BISA BERUBAH?
Jangan khawatir, girls! Meski sisi
maskulin kita cukup dominan, tapi masih bisa kok, menonjolkan sisi feminine
kita. “Pada dasarnya, kita ini perempuan, lho. Jadi masih mungkin banget jadi
lebih feminine.” Ujar Rosalina, Ada beberapa situasi dan kondisi yang bisa
memancing sisi feminine dari diri kita, seperti:
ð
Saat kita naksir seorang cowok.
Perhatikan deh, saat kita menyukai seseorang, biasanya kita jadi lebih peduli
penampilan untuk menarik perhatiannya *kok
aku enggak ya?*. Kita pun jadi senang melihat segala sesuatu yang
indah-indah. Bye-bye, T-shirt, dan jeans belel!
ð
Masukan dari seorang sobat cewek. Ketika
kita lebih sering dan lebih banyak bergaul dengan sobat cewek, pengaruh dari
mereka pun bakal lebih kuat.
ð
Munculnya self-awareness. Tanpa kita
duga, kesadaran diri kita sebagai perempuan bisa muncul kapan saja. Saat
kesadaran diri ini muncul, kita pun dengan senang hati menjadi cewek seutuhnya.
ð
Karena factor lingkungan. Misalnya,
ketika kita masuk ke boarding khusus cewek yang sebagian besar suka
bersih-bersih, memasak, merapikan sesuatu, dan menjunjung tinggi keindahan.
Maka, mau nggak mau, sisi feminine itu akan terasah dengan sendirinya.
TOMBOY, BISA JADI NEGATIF?
Sudah jadi aturan umum bahwa sesuatu
yang sifatnya berlebihan akan menjadi negatif dan bisa berbahaya. S aat kita
terlalu nyaman berada di dunia cowok, kita akan menolak sisi feminine yang ada
di diri kita.
Ini bisa ditandai dengan munculnya
anggapan bahwa cewek itu adalah makhluk yang lemah bahkan menganggap cewek itu
membosankan. Sarah juga menegaskan, efeknya nggak cuma sebatas penampilan,
aktivitas dan perilaku yang seperti cowok saja. Tapi juga bisa merubah
orientasi seksual kita, seperti menyukai sesama jenis. Wah, panjang juga ya
urusannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar